Tak Semua Kasus Karhutla Bisa Gunakan Helikopter Water Bombing, Ini Syaratnya

PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Bidang Kedarutatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Jim Gafur mengatakan, saat ini yang menjadi tumpuan utama jika terjadinya kebakaran hutan dan lahan adalah Tim Operasi Darat.


Meski demikian, belakangan sering terjadi kebakaran di daerah yang membuat kesulitan Tim Darat, seperti yang terjadi di perbukitan di Rokan Hulu, yang tak bisa ditangani oleh tim darat, akhirnya harus mengerahkan helikopter water bombing.


"Jika Tim Darat kesulitan, kita koordinasi dengan Satgas Udara. Dimana kita menyiapkan helikopter water bombing untuk pemadaman," kata Jim.


Namun, sambungnya, penggunaan helikopter water bombing tersebut, tidak serta merta ada titik api langsung bisa difungsikan. Namun harus melalui kajian.


"Tak serta merta ada titik api di lahan terbakar langsung difungsikan. Tapi berdasarkan analisa dan kajian. Contoh kebakaran di perbukitan di Rohul, di Rokan IV Koto, di perbukitan tak ada air sama sekali. Makanya dikerahkan heli waterboming. Kemarin itu saja sudah hampir 50 hektare terbakar," cakapnya lagi.


Kemudian, heli water bombing baru bisa digunakan sambung Jim, apabila memang akses ke lokasi Karhutla tersebut tidak bisa lagi ditempuh dengan kendaraan darat roda empat maupun roda dua.


"Maka perlu koordinasi yang baik antara tim operasi darat dan udara," ujarnya.


Lebih jauh, Jim mengatakan, saat ini sudah siaga 6 helikopter water bombing. Dan bisa digunakan apabila berdasarkan kajian, daerah tersebut sulit oleh tim darat.


"Water bombing ini harus ada prioritasnya baru bisa difungsikan. Yang pertama, adalah jika terjadi kebakaran di lokasi bandara. Karena apabila terjadi asap akan mengganggu penerbangan," ujarnya.


Kemudian, prioritas selanjutnya jika terjadi di kawasan hutan lindung atau hutan kawasan, dan juga di kawasan perbukitan dimana di lokasi tersebut tidak ada air dan tim darat kesulitan menjangkaunya.


"Karena heli ini jam terbangnya terbatas. Kalau kita jor-joran pemadaman nanti jam terbangnya habis. Nanti ketika ada yang lebih prioritas malah tidak bisa digunakan lagi. Yang jelas koordinasi tim darat dan tim udara diperlukan. Dan yang jelas api kecil harus segera dipadamkan, karena kalau sudah besar, sangat sulit dipadamkan apalagi di wilayah dengan 60 persen gambut seperti di Riau," tukasnya.

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.